Sabtu, 29 Agustus 2015

Benarkah Indonesia Benua yang Hilang?

ATLANTIK
Oleh : Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Gambaran tentang Benua Atlantis sepenuhnya bersumber dari Catatan Plato (427 – 347 SM) dalam dua karyanya, yaitu Timaeus dan Critias. dalam bukunya yang diberi judul Timaeus, Plato bercerita sangat menarik tentang Atlantis, Berikut ini kutipannya:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.”

Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, seorang atlantolog, geolog, dan fisikawan nuklir asal Brazil, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dalam sebuah buku : Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru / Sumeru / Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower) ,Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Peta Atlantis menurut Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found terletak di Indonesia.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk / posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni :
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.

Minggu, 23 Agustus 2015

Catatan Seorang Penceloteh

IQRO’
Catatan Seorang Penceloteh
Oleh: Taofiq Arrohman

Proses reading atau iqro’ adalah proses memahami hikmah dibalik ayat alam. Yaitu benda dan peristiwa yang ada di alam. Sebuah konsep yang cukup menarih jika kita cermati dan kita terapkan dalm berorganisasi, lebih-lebih dalah keseharian. Tapi sayangnya banyak yang memandang sebelah jika saya berceloteh. Tapi tak apa.

Jika kita lihat surat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad ‘Al-alaq’ iqro: begitulah kiranya berbunyi. Kata iqro’ dalam bahasa arab adalah berbentuk filul amr atau kata perintah. Kata iqro’ yang terambil dari kata qoro’a pada mulanya berarti ‘menghimpun’ apabila anda merangkai huruf atau kata kemudian anda mengucapkan rangkaian tersebut itu berarti anda telah menghimpunnya atau dalam bahasa alquran; qara’tahu qira’atan.

Arti kata ini menunjukkan bahwa iqro’ yang diterjemahkan dengan ‘bacalah’ tidak harus adanya suatu teks tertulis yang dibaca. Tidak pula diucapkan hingga orang lain mendengarnya. Jika ditelaah berdasarkan kalimat tersebut, membaca bukan hanya suatu kegiatan mengeja kata untuk menghasilkan kalimat. Lebih dari itu, membaca bisa diartikan luas, misal; membaca situasai, membaca pikiran, dsb.

Ada sebagian orang mengatakan “reading is the best teacher” bahkan ada yang mengatakan “buku adalah jendela dunia” saya setuju pendapat itu, bukan bukunya tapi membaca. Membuktikan bahwa dengan banyak membaca kita bisa banyak mengerti hal lain yang belum kita tahu. Seperti halnya membaca warta, kita bisa ngerti dan terbuka mata kita akan peristiwa yang terjadi ditempat lain.

Sedikit menengok kebelakang. Soe Hog Gie lewat catatan seorang demonstran mengatakan “Murid bukanlah kerbau yang bisa disuruh-suruh dan guru bukanlah dewa yang setiap perkataannya harus dibenarkan dan dituruti”. Murid disini bisa kita artikan sebagai kaum muda yang kita lihat hari ini dengan segala dunianya yang fantastik dan hanya ikut-ikutan perkembangan zaman tanpa proses penyaringan yang halus. Lantas guru adalah generasi tua yang sejatinya bersikap bijak tanpa mau mendengar opini yang muda.

Kembali ke iqro’. Sebuah konsep yang relefan jika untuk mengatasi masalah diatas. Dengan sebuag gerakan organisasi diciptakanlah perubahan bukan malah menunggu perubahan. Harapan penulis bisamembangunkan sedulur yang merasa bangun tapi saya anggap melak tapi tidur. Hanya berjalan ajeg dengan bersemboyan berjuang.

Konsepnya sederhana, melalui kegiatan iqro’ saja cukup. Caranya buat iqro’ dimasjid dengan senjata perpustakaan. Disamping bisa mengatasi keorganisasian, kita bisa mengatasi kemacetan kemasifan jamaah masjid yang sejatinya bukan hanya sebagai tempat untuk sholat saja. Musyawarah, tolabul ilmi,dakwah, dan kegiatan positif lainnya adalah contoh lain kegiatan di masjid.

Harus ada yang memulai. Itu kuncinya. Banyak hal yang bisa dilakukan disana, tinggal siapa yang mau, bukan siapa yang pintar. Memancing masyarakat sadar membaca, dan menghimpun berbagai karya tulis yang ada untuk diterbitkan lewat lembaga pers dan penyiaran sebagai wujud apresiasi. Seperti halnya di masa kepemimpinan Ar Rasyid yang terkenal dengan segala kamajuan ilmu pengetahuannya. Yang menarik, dari sebuah buku yang dihasilkan dihargai emas sesuai dengan berat buku.

Dengan konsep iqro’ keorganisasian menjadi jalan dan tanpa adanya tinpang tindih, rame dan membangun. Dengan ini juga bisa menghidupkan masjid dan anggota yang pasif. Capaian terbesarnya adalah bisa menggugah sedulur untuk lebih kreatif menghidupkan organisasinya. Terlebih pak ketua dan ibu ketua agar lebih anggun dan bijak agar bisa dijadikan tuntunan bawahannya. “Janagn menunggu perubahan, tapi ciptakanlah perubahan”. “jangan mau jadi kerbau jika tak mau disuruh-suruh. Slogan kalian “belajar berjuang bertaqwa”. Pertanyaannya: Apa yang sudah kalian beri untuk organisasimu?


Sabtu, 08 Agustus 2015

Atoilah puisi

BERSAMAMU
By : @to’ilah

Do’aku untukmu saying
Ijinkan aku mencintaimu,
Ku ingin selamanya
Bersamamu . . .
Kau yang ku inginkan
Ku katakana dengan indah,
Ingin terbang ke langit
Menggapai bintang di surg,
Meski langit tak mendengar.
BERTAHAN
By : @to’ilah
Dua sejoli di manuk cinta
Cinta itu buta cinta itu gila
Mau dibawa kemana
Kucoba untuk bertahan
Dengan seluruh nafas ini
Kadangku mencoba
Menghapus jejakmu
Yang selalu hadir dalam
mimpi yang sempurna
tiada lagi sandiwara cinta
mungkin nanti kepedihan ini
aku hilang seiring waktu
saat cinta sejati hadir di hati
percayalah..
ASMARAKU
Hari ini, rindu itu datang lagi
Bersama derai tangisan alam
Hampa, hambar tak sabar
Inginku hampiri
Sekian ribu titik,
 telah berhasil merobek hatiku
tencabik-cabik perih
oleh kerinduan yang tak berujung
diammu sangat menyiksa
menyesakan dada
memudarkan

Teruntukmu

Teruntukmu
yang terpisah rung dan waktu
dengarlah detak-detak rindu menggebu,
bergejolak mencari terang di tengah gelapnya jalan ditempuh,
akankah cinta sampai pada muaranya
atau kandas sebelumberlabuh ke dermahanya?


Anin Tiar

Puisi

Assalamualaikum WR. WB
Akhi ya ukhti, jika kita mendengar kata bang iwan, Dia mengatajan bahwa hidup itu sementara tapi karya selamanya. begitulah sekiranya kutipannya. Memang benar bahwa kita hidup ibarat kata sekadar numpang mampir. perhatikan! Jika hidup hanya mampir maka kita sebagai manusia bertuhan punya landasan layaknya orang bertamu. tau unggah ungguh. sudah berbaut apa kita selama mampir? baikkah? atau bahkan tercelakah? Tergantung kita yang menjalani. Tapi sekali lagi manusia yang bertuhan tau cara membawa diri. Kita tau yang namanya mati tidak membawa harta benda. tapi kita juga tau orang yang bertuhan tau cara menyikapi hidup sebelum mati. Salah satunya dengan berilmu, berkarya, beribadah dsb.

Itulah sedikit pengantar dari penulis. semoga yang bisa menggugah hati kita untuk lebih meningkatkan imtaq sebagai mahluk Allah yang berilmu.
Sedikit karya sedulur kita yang bisa kita nikmati:


Belum ada judul
Anin 2
Anin 3
Anin 4
Anin 5

Atoilah karya

Belum ada judul

Nyata, ini tutrku, hanya eksplorasi
mengetahui maksud hati,
dengan binarnya aku mengajak pada jalan yang kurindu
Dari nanar dibalik mata
saat beradu dengan sendutak ingin replika yang menjelma
karena nyatanya kau...

Anin Tiar

Rabu, 05 Agustus 2015

Puisi gelap

Jiwa membahana menatap lara

Sakit, Dokter, tuangkanlah setetes anastesi atau anggur-anggur Skotlandia
agar kutak meratapi cinta nan lara
sakit, 
Tuhan, regukkanlah setetes airmata-anggurMu nan bak vodka Siberia

Sedang  tatkala belum mengisi tenggorokan ku vodka Siberia
Ia pun mulai menuang-nuang lagi anggur baharu, Sari Mawar
Sari Mawar, kata-Nya
maka setuangan saja sang vodka membuat hatiku kepayang
dan Sari Mawar, kuteguk setuang, hatiku semakin kepayang

Anin Tiar
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

asa. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

jam

Aini

Popular Posts

 

Followers

 

globe

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger