Assalamualaikum
wr. Wb.
Salam pers rekan dan rekanita. Apa kabar semua? Lama
ga nyapa semua pasti udah nungu ya. Hehe. Syukur alhamdulillah kami ucapkan
kehadirat Allah Swt. Atas nikmat dan rahmatnya kami masih diberi nikmat sehat,
sehingga kami bisa menyelesaikan buletin edisi delapan ini dengan penuh rasa
nikmat hikmat dan tanggungjawab. Alhamdulillah Ekspas masih diberi umur dan
doakan tetep eksis ya. Amin. Kehadiran buletin yang memuat berbagai
pengetahuan, wacana, berita dan sebagainya merupakan hasik kerja tim ekspas
yang didukung oleh rekan dan rekanita yang telah mengirimkan hasil karyanya
kepada kami. Jadi, untuk keeksisan dan perkembangan buletin ini kami menyesuaikan
masukan-masukan dari pengirim. Dan kami mengucapkan banyak terima kasihnya ya.
Rekan dan rekanita, jika kalian punya karya yang
sekiranya pengen dipublikasikan, bisa kok mengirimkannya kepada tim kami untuk
kami muat di edisi buletin berikutnya. Dengan senang hati kami akan
menerimanya. Eits, Sebentar, ada yang perlu kalian ketahui juga, untuk
penerbitan karya dari pengirim kami tidak serta merta langsung memuatnya, tapi
kami akan menyeleksi terlebih dulu. Jadi jangan berkecil hati jika kiriman kalian
yang dikirimkan tidak dimuat, atau mungkin bisa saja belum kami muat karena
masih dalam proses editing dan sebagainya. Sekiranya itu saja untuk
sekadar pembuka. Oh ya rekan dan rekanita, jangan lupa selalu up dete edisi
kami ya! Jangan lupa juga kasih coretan buat kami sekadar masukan, kritik,
maupun sarannya di nomor: 085642945233/085742948992. Terimakasih dan mohon maaf
apabila nantinya dalam penyajian dan penulisan masih terdapat kesalahan cetak
atau lainnya.
Wassalamualaikum
wr. Wb.
Apa yang sering dibayangkan oleh
kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya?. Pastinya Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami. Inilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih tepat
disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian.
Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur
akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan
hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah
tangganya.
Seorang muslim yang shalih,
ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan
cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik,
dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun
(tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba
memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan
bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap
dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi
qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya. Demikian harapan demi harapan dirajutnya
sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan
segala urusannya.
Namun tentunya apa yang
menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik terkecuali
bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah.
Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya
dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam
aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya
ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat
lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih
sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama dan
tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh
dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan
keruwetan, keributan, dan perselisihan. Istri seperti inilah yang sering
dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata: “Aku
telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu
menyakitiku.”
Duhai kiranya wanita itu tahu
betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh
dengan menyakiti dan melukai hati suaminya….! Namun dari mana pengetahuan dan
kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan
agamanya yang haq? Wallahu Al-Musta‘an.
Keutamaam Wanita Sholehah
Abdullah bin Amr radhiallahu
‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya dunia
itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu:
“Maukah aku beritakan
kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri
shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu
Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih
3/57: “Hadits ini shahih diatas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh
rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada
para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka
menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada
mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal
yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu
bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan
kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya
dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat
meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila
engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh
anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah pula bersabda:
“Empat perkara
termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal
yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman.
Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri
yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal
yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan
Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab
radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai
Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab:
“Hendaklah salah
seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa
berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.”
(HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan
keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang
selainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wanita itu dinikahi
karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya
agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no.
1466)
Empat hal tersebut merupakan
faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran
berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu
perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam
Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi
wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih
wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)
Al-Hafidz Ibnu Hajar
rahimahullah berkata: “(فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ), maknanya: yang
sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk
menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih
lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan
seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak
keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan
orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat
dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan
mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim,
10/52).
Sifat-Sifat Istri Sholehah
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Wanita (istri)
shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada
dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas
disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada
suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya
tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin
Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata:
“Tugas seorang istri adalah
menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah
Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni
taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian,
pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.”
(Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Ketika Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau
bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika sampai Nabi
menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan
istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat,
taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas
disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
1.
Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala),
tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
2.
Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah
Subhanahu wa Ta’ala
3.
Qanitat: wanita-wanita yang taat
4.
Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu
kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa
nafsu mereka.
5.
Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu
Abbas radhiallahu ‘anhuma).
6.
Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an,
18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menyatakan:
“Apabila seorang
wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan
taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga
dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan
Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah
disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah
adalah sebagai berikut:
1.
Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mempersembahkan ibadah hanya
kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2.
Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus menerus dalam
ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa,
bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
3.
Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4.
Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya
sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya.
Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa
dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5.
Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6.
Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga
kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat,
atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak,
rumah, dan harta suaminya.
Tujuh Keajaiban Dunia Yang Lebih Ajaib lagi
Menara Pisa, Tembok Cina,
Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir,
inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu
belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih
ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?
Memang tujuh keajaiban lain
yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di
TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media
cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:
1. Hewan Berbicara di Akhir Zaman
Maha suci Allah yang telah
membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk
dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul
hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum
dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,
“Dan apabila perkataan
Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang
akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin
kepada ayat-ayat Kami“.
Mufassir Negeri Syam, Abul
Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini
akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan
perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka
Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah,
atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan
berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]
Hewan aneh yang berbicara ini
akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang
dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Sesungguhnya tak akan
tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda
kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal,
hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api
yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia“. [HR. Muslim dalam
Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam
Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]
2. Pohon Kurma yang Menangis
Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya,
Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,
“Jabir bin Abdillah
-radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan
mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma
tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau
meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy
dalam Shohih-nya (876)]
Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu-
berkata,
“Dulu Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat
mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih.
Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan
tangannya pada batang korma itu (untuk menenangkannya)“. [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]
3. Untaian Salam Batu Aneh
Mungkin kalau seekor burung
yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi
bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah
yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang
disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya
bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau
sebagaimana dalam sabdanya,
Dari Jabir bin Samurah dia
berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sesungguhnya
aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku
diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang“.[HR.Muslim dalam
Shohih-nya (1782)].
4.
Pengaduan Seekor Onta
Manusia adalah makhluk yang
memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di
antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki
perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika
ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah
daripada hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya.
Abdullah bin
Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau
membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di
antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung
untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu
beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu merintih dan
bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya
seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka
tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta
ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta
itu milikku, wahai Rasulullah”.
Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
“Tidakkah engkau bertakwa
kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh
Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah
membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400),
Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu
Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu
Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]
5. Kesaksian Kambing Panggang
Kalau binatang yang masih
hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi
kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi
nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:
Abu Hurairah-radhiyallahu
‘anhu- berkata,
“Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang
wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang
telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan
sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang
ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun“. Lalu meninggallah Bisyr bin
Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal
itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku
telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja,
maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang
menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang
telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus“.
[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih
Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]
6. Batu yang Berbicara
Setelah kita mengetahu adanya
batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang
berbicara di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa aneh, tapi
demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak.
Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai
hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang
Mengetahui segala perkara ghaib.
Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Kalian akan memerangi
orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu.
Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka
bunuhlah ia“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan
Muslim dalam Shohih-nya (2922)]
Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah-
berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa
berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini
(menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul
Bari (6/610)]
7. Semut Memberi Komando
Mungkin kita pernah mendengar
cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara dengan hewan yang lain. Semua
itu hanyalah cerita fiktif belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah wahai
para pembaca, sesungguhnya adanya hewan yang berbicara kepada hewan yang lain,
bahkan memberi komando, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan
perintah. Hewan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini
sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,
“Dan Sulaiman Telah
mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian
tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya
dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam
barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.Maka dia
(Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu.
dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu
yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS.An-Naml:
16-19).
Inilah beberapa perkara yang
lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan
mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan
mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui
perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk
mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin
Dikutip dari: http://www.almakassari.com